beritapolisi.com-Presiden menilai, dalam usia ke-71, Polri telah menunjukkan dedikasi, loyalitas, dan integritas yang tinggi untuk mendukung terwujudnya pembangunan nasional dan pemerataan ekonomi yang berkeadilan.
Polri, dinilai Presiden Jokowi, telah mampu mewujudkan situasi Kamtibmas yang stabil dan yang kondusif, sukses melakukan pencegahan konflik, penjagaan demonstrasi, penanganan terorisme, pemberantasan narkoba, menekan angka kejahatan konvensional seperti premanisme dan kejahatan jalanan, serta mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
Selain itu, menurut Presiden, Polri juga berhasil mengamankan agenda politik 101 pilkada serentak tahun 2017 ini. Sehingga kegembiraan politik bisa terwujud di daerah-daerah yang melaksanakan pilkada tersebut.
Karena itu, menurut Presiden, tidak mengherankan, seperti ditunjukkan oleh hasil survei lembaga-lembaga yang kredibel, kepercayaan publik pada Polri semakin meningkat. Kepercayaan publik pada Polri semakin kuat. Polri semakin dicintai rakyat, semakin dicintai masyarakat.
“Karena itu, saya ucapkan selamat untuk seluruh keluarga besar Kepolisian Republik Indonesia. Semua itu merupakan hasil dari kerja keras yang telah dilakukan Polri selama ini,” ucap Presiden Jokowi.
Dukungan Masyarakat
Kepala Negara mengingatkan, bahwa kesuksesan Polri tersebut tidak terlepas dari bantuan, dukungan, serta kerja sama dengan seluruh komponen negara dan elemen masyarakat. Karena itu, Kepala Negara juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh elemen masyarakat, beserta instansi terkait yang telah mendukung pelaksanaan tugas Polri.
Ke depan, lanjut Kepala Negara, dukungan semua elemen bangsa tersebut semakin diperlukan karena tantangan yang dihadapi Polri akan semakin berat.
Fenomena globalisasi, demokratisasi, dan kemajuan teknologi informasi, tutur Presiden, pasti mempengaruhi situasi keamanan dan ketertiban masyarakat, seperti meningkatnya kejahatan transnasional, khususnya terorisme yang menjadi benalu bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
Ia menyebutkan, terorisme telah menelan banyak korban tidak berdosa, termasuk anak balita, anak kita, yang bernama Intan di Samarinda. Terorisme, lanjut Presiden, juga telah memakan korban insan-insan Polri, seperti kasus peledakan bom yang terjadi di Sarinah dan di Kampung Melayu.
Selain terorisme, Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa perdagangan narkoba, perdagangan manusia, penyelundupan senjata, dan kejahatan siber yang merusak dan mengancam masa depan bangsa Indonesia. Karena itu, mereka harus dikejar dan dihancurkan.
Selain itu, potensi konflik horizontal maupun vertikal dengan isu-isu primordial, seperti masalah suku, agama, dan ras keturunan juga akan meningkat. Sehingga Polri perlu melakukan langkah antisipasi dini agar situasi Kamtibmas stabil dan energi bangsa kita tidak habis untuk hal-hal yang tidak produktif, seperti ujaran kebencian, fitnah, dan provokasi.
Presiden juga meminta agar Polri juga perlu mempersiapkan diri untuk mengamankan Pilkada serentak tahun 2018, dan Pemilu Legislatif, serta Pilpres tahun 2019 agar potensi kerawanan yang ada, tidak berkembang menjadi konflik sosial yang meluas.
“Di tengah semua perkembangan itu, di tengah serangan terhadap Polri yang terjadi belakangan ini, Polri harus terus menjaga nilai-nilai ke-bhinneka-an yang sudah menjadi kodrat bangsa Indonesia. Polri harus terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Untuk itu, Polri harus menjaga soliditas internal dan selalu bertindak profesional,” tutur Presiden Jokowi.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla, Presiden RI ke-V Megawati Soekarno Putri, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, para menteri kabinet kerja, para pimpinan lembaga negara, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Sumber : Situs Resmi Sekretariat Kabinet RI
0 Comments